Saturday 13 September 2014

APLIKASI MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL DICK AND CAREY PADA PELATIHAN PEMANDU WISATA KOTA SUBULUSSALAM

Tugas Individu Akhir Semester


APLIKASI MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL DICK AND CAREY PADA PELATIHAN PEMANDU WISATA KOTA SUBULUSSALAM









Disusun oleh :

Nama     : Candra Sihotang
Nim     : 8136121004
Prodi    : TP
Kelas/Semester     : A1/II



Dosen  Pengampu :
1.    Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd
2.    Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd
3.    Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd




PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya berupa rahmat dan kesehatan sehingga dapat menyelesaikan tugas individu akhir semester yang berjudul “Aplikasi Model Pengembangan Instruksional Dick and Carey pada Pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam” sebagai tugas mata kuliah Desain Sistem Instruksional.
    Terima kasih Penulis ucapkan kepada para Dosen Pengampuh mata kuliah serta semua pihak yang telah ikut berpartisipasi secara langsung dan tidak langsung sehingga kami mampu menyelesaikan makalah ini.
    Penulis menyadari bahwa tugas ini mengandung kekurangan sekalipun telah diupayakan seoptimal mungkin oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi menghasilkan sebuah karya ilmiah yang jauh lebih baik.
    Semoga desain pelatihan pemandu wisata ini memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi siapapun yang membacanya.


Medan,    Mei 2014


Candra Sihotang










DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR    ……………………………………………………………    i
DAFTAR ISI    ………………………………………………………………………    ii
I.     PENDAHULUAN    …………………………..……………………………    1
II.       MENGENAL DESAIN INSTRUKSIONAL    …………………………….    3
    2.1     Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional dan Menulis Tujuan Instruksional Umum    ……………………..…………………………………………….    4
        2.1.1  Identifikasi Kebutuhan Instruksional    …………………………….    4
        2.1.2 Hasil Pengembangan    ………………………………………………    5
        2.1.3 Tujuan Instruksional Umum    ………………………………………    6
    2.2    Melakukan Analisis Instruksional    ……………………………………….    7
        2.2.1 Melakukan Analisis Tujuan    ………………………………………    7
        2.2.2 Melakukan Analisis Ketrampilan Bawahan dan Batas Perilaku    ….    8
        2.2.3 Hasil Pengembangan    ……………………………………………….    12
    2.3    Menganalisis Pembelajar dan Lingkungan    ………………………………    21
        2.3.1 Hasil Analisis    ……………………………………………………..    26
    2.4    Merumuskan Tujuan Instruksional    ……………………………………..    31
        2.4.1 Konsep Pengembangan    ……………………………………………    31
        2.4.2 Hasil Pengembangan    ………………………………………………    35
    2.5    Mengembangkan Instrument Penilaian    ………………………………….    41
        2.5.1 Konsep Pengembangan    ……………………………………………    41
        2.5.2 Hasil Pengembangan    ………………………………………………    48
    2.6    Mengembangkan Strategi Pembelajaran    ……………………………….    59
        2.6.1 Menyusun Strategi Instruksional    …………………………………    73
        2.6.2 Hasil Pengembangan    ……………………………………………..    75
    2.7    Mengembangkan dan Memilih Material Pembelajaran    ………………..    103
        2.7.1 Konsep Pengembangan    …………………………………………….    103
        2.7.1 Hasil Pengembangan    ……………….……………………………..    106
        2.7.3 Mengembangkan dan Memilih Material Pembelajaran    …….…….    107
III.     PENUTUP    ……………………………..…………………………………….    153
DAFTAR PUSTAKA    ……………..………………………………………………    157
LAMPIRAN    ………………………………………………………………………..    158

APLIKASI MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL DICK AND CAREY PADA PELATIHAN PEMANDU WISATA KOTA SUBULUSSALAM

I. PENDAHULUAN
Pariwisata adalah industri penting dan terbesar di dunia. Negara-negara pun sibuk mereposisi industrinya. Bagi Indonesia, peranan pariwisata makin terasa, terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas. Pariwisata tetap jadi primadona dan bahkan jadi salah satu tumpuan harapan perekonomian dari penerimaan devisa nonmigas.
Dengan ditetapkannya program Visit Aceh 2014, Aceh saat ini semakin semarak, geliat dunia usaha, terutama dunia usaha yang bergerak disektor industri pariwisata dan sektor lainnya kini semakin menambah dinamika Aceh. Pemerintah telah memperbaiki dan menambah sarana dan prasarana pendukung lainnya, dan masyarakat telah mempersiapkan diri dengan peran serta dan peran aktifnya dalam memanfaatkan momen besar ini. Sehingga diharapkan Program Visit Aceh 2014 ini dapat dinikmati bersama dan bermanfaat bagi berbagai pihak.
Pemasaran pariwisata yang baik dapat mendorong peningkatan lapangan kerja yang memadai. Sebab di bawahnya terdapat kegiatan ekonomi produktif mulai dari kerajinan, kesenian, makanan, transportasi, travel, herbal, dan sebagainya. Oleh karena itu, dibutuhkan pemandu wisata yang berkompeten yang dapat mengenalkan produk-produk parawisata yang ada di Aceh.
Subulussalam adalah salah satu kota hasil pemekaran dari Aceh Singkil. Sejak tahun 2007 sampai sekarang perkembangan kota sangat pesat. Terutama disektor perekonomian meliputi pertanian/perkebunan dan industri rumah tangga.  Demikian juga disektor Pariwisata sudah dimulai digalakkan dengan mencantumkan beberapa tempat wisata yang ada di Subulussalam sebagai salah satu daftar kunjungan dalam visit Aceh 2014. Arung jeram Lae Kombih, air terjun SKPC dan permandian irigasi di Sultan Daulat adalah andalan pariwisata domestic yang bisa menambah pendapatan setempat.
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang parawisata yang terkemuka di kota Subulussalam, memiliki tugas dan fungsi untuk mengembangkan pariwisata di kota Provinsi Aceh khususnya di Kota Subulussalam. Lae Kombih Tour  sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang parawisata bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Subulussalam, bermaksud mengadakan pelatihan bagi calon pemandu wisata. Dengan pelatihan ini diharapkan, dapat menghasilkan pemandu-pemandu wisata yang benar-benar mengerti tentang objek-objek wisata di kota Subulussalam.

II. MENGENAL DESAIN INSTRUKSIONAL
Pada garis besarnya model yang digunakan dalam pengembangan instruksional pada pelatihan pemandu wisata kota Subulussalam ini yaitu model Dick and Carey. Suparman, M. Atwi (2012:117) mengungkapkan model tersebut menunjukkan urutan kegiatan yang ditempuh orang dalam mendesain sistem instruksional. Langkah pertama adalah menentukan kebutuhan instruksional dan merumuskan tujuan instruksional umum. Langkah kedua melakukan analisis instruksional. Langkah ketiga mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal peserta didik. Langkah keempat merumuskan tujuan tujuan instruksional khusus. Langkah kelima menyusun alat alat penilaian hasil belajar. Langkah keenam menyusun strategi instruksional. Langkah ketujuh mengembangkan bahan instruksional. Langkah kedelapan mendesain dan melakukan evaluasi formatif. Produk akhir dari langkah kedelapan adalah sistem instruksional yang siap diimplementasikan.
Diagram model Dick and Carey terbagi dalam 3 bahagian besar, yaitu: mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi dan melakukan revisi. Jika diposisikan dalam diagaram adalah sebagai berikut :
Identity Instructional Goal(s)
Conduct Instructional analysis
Analyze Learners and Contexts
Write Performance Objectives
Revise Instruc tion
Develop Assess ment Instruments
Develop Instructional Strategy
Develop and Select Instructional Materials
Design and Conduct Formative Evaluation of Instruction
Design
And Conduct
Summative Evaluation










Gambar 1.
Diagram dick and Carey sumber Suparman, M. Atwi (2012)

2.1     Mengidentifikasi Kebutuhan Instruksional dan Menulis Tujuan Instruksional Umum
    2.1.1  Identifikasi Kebutuhan Instruksional
               (Conducting Front End Analysis To Identify Instructional Goal)
Secara garis besar proses untuk mendapatkan informasi tentang tujuan yang diharapkan maka dilakukan Analisa awal dan akhir (Front-End Analysis) atau secara spesifik terdiri dari: Performance Analysis,  Need Assessment, Job Analysis,  Practical experience with learning difficulties of student dan Some other requirement for new instruction.
1.   Analisis Kinerja (Performance Analysis)
    Performance Analysis (Analisa Unjuk Kerja) adalah sebuah analisa tentang kemampuan unjuk yang bertujuan untuk memperoleh informasi dalam rangka untuk mengidentifikasi masalah dan solusinya.
2.   Penilaian Kebutuhan (Need Assessment)
    Penilaian kebutuhan adalah sebuah pengamatan yang dilakukan untuk melihat atau mengkaji antara harapan dan kenyataan. Ada tiga komponen dalam logika penilaian kebutuhan, Komponen pertama menetapkan suatu standar atau tujuan yang disebut sebagai status yang diinginkan.
3.    Analisis Pekerjaan (Job Analysis)
    Job Analysis (Analisa pekerjaan) adalah sebuah proses pengumpulan, menganalisis, dan mensintesis deskripsi tentang apa yang dilakukan orang dalam pekerjaan mereka. Proses analisis pekerjaan dimulai menginventarisir pekerjaan yang biasa dilakukan oleh pekerjaan, kemudian digolongkan dalam kategori tugas-tugas yang memerlukan solusi dengan menggunakan Instruksional.
4.    Memperjelas Tujuan Instruksional (Clarifying Instructional Goals)
    Pada proses mengumpulkan informasi tujuan terkadang terdapat beberapa pernyataan tujuan yang samar atau tidak jelas tujuan. Sering muncul tujuan yang sulit diukur seperti mengandung kata “menghargai”, “memiliki kesadaran dan seterusnya. Pada kontek ini perancang harus melakukan beberapa prosedur untuk memperjelas tujuan yang samar tadi.
5.    Pembelajar, Lingkungan dan Alat  (Learner, Context and Tools)
    Sedangkan aspek yang paling penting dari sebuah tujuan Instruksional adalah deskripsi dari apa yang pelajar akan dapat melakukannya, deskripsi yang tidak lengkap tanpa indikasi (l) siapa pelajar, (2) di mana mereka akan menggunakan keterampilan , dan (3) alat-alat yang akan tersedia.
6.    Kriteria dalam Menetapkan Tujuan Instruksional (Criteria for Establishing Instructional Goals)
Kadang-kadang proses penetapan tujuan yang tidak sepenuhnya rasional, yaitu tidak mengikuti proses penilaian kebutuhan sistematis. Faktor lain misalnya pertimbangan politik dan ekonomi serta teknis atau yang akademis.

    2.1.2 Hasil Pengembangan
Berdasarkan  hasil observasi terhadap pemandu wisata yang ada di kota Subulussalam masih kurangnya pelayanan prima terhadap para wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini dapat dilihat dari skill/keterampilan yang dimiliki pemandu wisata, kemampuan berbahasa yang masih rendah dan kepercayaan diri pemandu wisata di lapangan sangat rendah yang disebabkan kurang pengetahuan tentang parawisata yang dikunjunginya.
Oleh karena itu, terjadinya kesenjangan yaitu hasil yang diharapkan oleh wisatawan untuk mendapatkan pelayanan prima tidak didapatkan dari pemandu wisata. Kecewanya penguna atau stakeholder (dalam hal ini wisatawan) terhadap pemandu wisata yang ada saat ini mengakibatkan akan berkurangnya wisatawan yang berkunjung di kota Subulussalam, yang berdampak pada berkurangnya pendapatan daerah kota Subulussalam.
Analisis kemungkinan penyebab rendahnya pelayanan prima oleh pemandu wisata adalah kurangnya kemauan (motivasi) dan kemampuan  dari pemandu wisata terhadap teori dan  praktek di lapangan pada saat memandu wisatawan.
Oleh sebab itu diperlukan suatu Pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam, yang bisa melaksanakan pelayanan prima terhadap para wisatawan domestik maupun manca negara. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Subulussalam, bermaksud mengadakan pelatihan terhadap pemandu wisata yang telah ada atau calon pemandu wisata yang akan mengenalkan parawisata kota Subulussalam khususnya dan Aceh umumnya.
    2.1.3 Tujuan Instruksional Umum
Berdasarkan identifikasi kebutuhan instruksional di atas maka dirumuskan tujuan instruksional umum untuk pelatihan pemandu wisata yaitu “Peserta pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata”. Setelah mengikuti pelatihan ini diharapkan para pemandu wisata kota Subulussalam mampu menjelaskan produk-produk pariwisata di kota Subulussalam dan memberikan pelayanan prima terhadap para wisatawan domestik maupun manca negara.
Hasil yang diharapkan dari pelatihan ini adalah terlatihnya 20 (dua puluh) orang pemandu wisata yang berkompeten dan bisa memberikan pelayanan prima terhadap wisatawan domestik maupun manca negara yang berkunjung ke kota Subulussalam.

2.2 Melakukan Analisis Instruksional
     (Conducting Instructional Analysis)
    2.2.1 Melakukan Analisis Tujuan
               (Conducting A Goal Analysis)
Pada buku The Systematic Design of Instruction bab 3 Conducting a Goal Analysis membahas tentang :
-    Pengklasifikasian tujuan instruksional berdasarkan domain: Intelektual skill, verbal informasi, psikomotorik skill dan ranah sikap (attitude)
-    Melakukan analisis tujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan instrumentional (Dick and Carey, 1987:38).
Analisis Tujuan Instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku yang khusus yang tersusun secara logis dan sistematis dalam program pembelajaran. Dengan melakukan analisis tujuan instruksional, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Menurut Dick & Carey (1987: 39-40), analisis (tujuan ) instruksional adalah suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skill) yang diperlukan bagi pebelajar untuk mencapai tujuan Instruksional.
Dapat juga dikatakan, bahwa analisis tujuan instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain instruksional atau dosen untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai atau dilaksanakan oleh peserta didik (mahasiswa) dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas pokok.
Dari definisi tersebut, sesungguhnya “sub ordinate skill” akan memberikan transfer yang positif untuk mempelajari ketrampilan yang lebih tinggi. Oleh karenanya yang perlu diperhatikan adalah kemampuan apa yang harus diajarkan, agar peserta didik (mahasiswa) dapat mencapai tujuan intruksional secara efisien.
Dengan melakukan analisis tujuan instruksional akan dihasilkan susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Perilaku khusus yang telah tersusun secara sistematik menuju perilaku umum itu laksana jalur yang singkat yang harus dilalui mahasiswa untuk mencapai tujuan dengan baik.
Dick dan Carey (1987), mengemukakan 4 (empat) klasifikasi dalam menganalisis tujuan instruksional (a Goal Analysis) adalah: Intellectual Skill (ketrampilan intelektual), Verbal Information (pemahaman informasi), Psychomotor Skill (ketrampilan psikomotorik), dan Attitude (sikap). Penjelasannya sebagai berikut :
ü    Intellectual skill meliputi forming concept (pembentukan konsep), applying rules (penerapan pola) dan problem solving (penyelesaian masalah). Contoh perumusan indikator intellectual skill yaitu perumusan masalah dari yang sederhana, kemudian dapat menerapan pola pada penyelesaian masalah oleh pembelajar.
ü    Verbal Information adalah kemampuan menangkap persoalan, sehingga indikator dalam verbal information menggambarkan kemampuan peserta didik apa yang telah dipelajari. Contoh pembelajar diarahkan untuk dapat memiliki kemampuan menangkap informasi dari yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus.
ü    Psychomotor skill adalah kemampuan yang dirumuskan dalam bentuk tindakan untuk mencapai hasil tertentu, maka dalam rumusan indikator secara spesifik menjelaskan tindakan prilaku pembelajar dalam situasi dan bentuk yang konkrit. Contoh pembelajar diarahkan untuk memiliki keterampilan dan dapat mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
ü    Attitude merupakan tahapan dalam menentukan apakah pembelajar memiliki kemampuan untuk memilih alternatif-alternatif yang dihadapi. Dengan demikian tahapan ini memerlukan jangka waktu yang panjang akan tetapi evaluasi dilakukan dalam jangka pendek.

2.2.2 Melakukan Analisis Keterampilan Bawahan Dan Batas Perilaku
(Identifying Subordinate Skill And Entry Behavior)
Analisis Keterampilan Bawahan adalah sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai pada keterampilan paling dasar (paling murni) serta ditentukannya sebuah garis entry behaviors.
Langkah utama adalah langkah-langkah keterampilan yang diperlukan oleh pembelajar untuk dapat menguasai tujuan pembelajaran. Keterampilan bawahan adalah keterampilan yang secara sendiri mungkin tidak penting tetapi secara keseluruhan sebagai merupakan keterampilan-keterampilan yang secara berurutan untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi atau keterampilan super-ordinat. Garis perilaku masukan (entry behavior) adalah garis yang menjadi batas antara keterampilan yang akan diajarkan dengan keterampilan yang sudah dikuasai oleh pebelajar sebelum melakukan pembelajaran.
Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan. Nomor urut pada kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Instruksional. Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan. Keterampilan bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan-keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan. . Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut.
a. Analisis Hierarki
Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan-keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.. Kemudian keterampilan-keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan dalam peta konsep yang akan dibuat.
Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik keterampilan terendah. Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas. Hal ini yang merupakan ciri dari analisa hierarki.
Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Instruksional anda, anda kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta analisa.
Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut:
1)    Tujuan akhir Instruksional diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki.
2)      Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan bawahnya.
3)   Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis-garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian berikutnya.
4)   Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas menuju ke tujuan akhir.
5)   Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang hanya menggunakan kata benda.
6)   Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala macam. Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar.
Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Instruksional. Pada tahap ini anda harus kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu.



b. Analisis Prosedural
Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan psikomotorik. Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas. Keterampilan ini lebih merupakan rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis analisis subskills seperti terlihat di bawah

Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Instruksional. Langkah 2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki khas. Langkah 4.1,  4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah 4.2.  Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama.

c. Analisis Rumpun
Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari tujuan informasi verbal yang akan dicapai. Setiap kategori dalam informasi verbal tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra

Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti dalam analisis hierarki tetapi bukan.
Pada Studi Kasus Pelatihan Kepemimpinan Grup pelatihan kepemimpinan bagi para pemimpin kelompok Neighborhood Crime Watch (NCW), akan menggambarkan analisis subskills untuk kedua keterampilan intelektual dan informasi verbal sebagai berikut
    2.2.3 Hasil Pengembangan
Analisis instruksional pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam dilakukan dengan mengikuti empat struktur kompetensi yaitu struktur hirarkis, struktur procedural, struktur pengelompokan dan struktur campuran. Keempat struktur kompetensi tersebut disusun berdasarkan langkah-langkah berikut :
1.    Menuliskan kompetensi umum (TIU)
2.    Menuliskan setiap subkompetensi menjadi bagian dari kompetensi umum tersebut berkisar 5-10.
3.    Menyusun subkompetensi tersebut ke dalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai dari kompetensi umum, subkompetensi yang paling dekat hubungannya dengan kompetensi umum, dan diteruskan mundur sampai subkompetensi yang paling jauh dari kompetensi umum.
4.    Menambahkan atau mengurangi subkompetensi jika perlu
5.    Menuliskan setiap subkompetensi tersebut dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3 x 5 cm.
6.    Menyusun kartu tersebut di atas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam empat struktur kompetensi.
7.    Menggambar letak setiap subkompetensi dalam bentuk kotak-kotak di atas kertas.
8.    Meneliti ulang.
9.    Memberi nomor urut pada setiap subkompetensi dimulai dari yang terjauh.
10.    Mengonsultasikan dengan teman sejawat. (Suparman, M.Atwi, 2012:167-169).

Analisis instruksional pelatihan pemandu wisata Kota Subulussalam adalah sebagai berikut :
Menuliskan kompetensi umum (tujuan instruksional umum) :
Peserta pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.

Menuliskan sub kompetensi (tujuan instruksional khusus) :
1) Mampu menguasai pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata
2) Mampu menyusun Program Perjalanan Wisata
3) Mampu bertindak sebagai Pemandu Perjalanan Wisata
4) Mampu menjadi Pemimpin Perjalanan Wisata

Menyusun subkompetensi tersebut ke dalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai dari kompetensi umum, subkompetensi yang paling dekat hubungannya dengan kompetensi umum, dan diteruskan mundur sampai subkompetensi yang paling jauh dari kompetensi umum sebagai berikut :
Sub Kompetensi Pengetahuan Daya Tarik Wisata
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
·    Dapat memberikan contoh arti daya tarik wisata (minimal3)
·    Dapat menjelaskan posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
·    Dapat memberikan contoh posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
·    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
·    Mengerti dan dapat memberikan contoh masing masing jenis daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mengerti dan dapat menjelaskan contoh–contoh masing-masing jenis daya tarik wisata (minimal 2)
·    Mampu menjelaskan daya tarik wisata yang ada di daerahnya.
·    Dapat menyebutkan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mampu menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata yang ada di daerahnya
·    Dapat menyebutkan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mampu menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata yang ada di daerahnya
·    Dapat menyebutkan tema wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan tema wisata (minimal 5)
·    Mampu menjelaskan jenis tema wisata di daerahnya

Sub Kompetensi Penyusunan Program Perjalanan Wisata (Tour Planner)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata dan komponen dalam suatu paket wisata
·    Dapat menjelaskan dan memberikan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata (minimal 2)
·    Mampu menjelaskan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata di daerahnya
·    Dapat menjelasakan pengertian teknik penyusunan paket wisata
·    Dapat menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan komponen dalam penyusunan paket wisata
·    Mampu menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan memberikan contoh masing-masing teknik penyusunan
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang jalur wisata dalam konteks paket wisata
·    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (2)
·    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (5)
·    Dapat menyebutkan pengertian produk program perjalanan wisata / paket wisata
·    Dapat menjelaskan contoh produk program perjalanan wisata / paket wisata (minimal 2)
·    Mampu membuat dan menjelaskan perencanaan produk program perjalanan wisata / paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian penghitungan paket wisata dan kedudukannya dlm penyusunan program perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penghitungan paket wisata
·    Mampu membuat dan menjelaskan penghitungan paket wisata di daerahnya


Sub Kompetensi Pemanduan Perjalanan Wisata (Tour Guiding)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata , fungsi dan perannya dalam penyelengga-raan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi / peran dan tugasnya dalam
·    penyelenggaraan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi/ peran, tugas dan kualifikasinya dalam penyelenggaraan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang transfer in dan transfer out
·    Dapat menjelaskan dalam contoh proses transfer in dan transfer out
·    Dapat mempraktekkan proses transfer in dan transfer out
·    Dapat menyebutkan lokasi daya tarik wisata dan wilayah geografisnya (minimal 3)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografis lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannnya tujuan wisata (minimal 1)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 3)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 5)
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang teknik dalam pemanduan wisata dan komponen didalamnya
·    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dan contoh contohnya dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang mekanisme kerja Pemandu Wisata
·    Dapat menjelaskan tentang posisi dan klasifikasi pemandu wisata
·    Dapat menjelaskan tentang kode etik dan mekanisme proses klasifikasi / sertifikasi pemandu wisata

Sub Kompetensi Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menyebutkan pengertian Reservasi dalam perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata ( min 2 aspek)
·    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata (min 4 aspek)
·    Dapat mempraktekkan proses reservasi dalam perjalanan wisata
·    Dapat menyebutkan dokumen perjalanan yang diperlukan untuk berwisata
·    Dapat menjelaskan fungsi dari dokumen-dokumen perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan cara penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
·    Dapat melaksanakan penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
·    Dapat menyebutkan prosedur keimigrasian dalam perjalanan wisata
·    Dapat menyebutkan prosedur dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat menjelaskan prosedur dan keleng-kapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat membantu penanganan keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat menjelaskan pengertian teknik komunikasi pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan syarat-syarat dalam teknik komunikasi pemanduan wisata
·    Dapat mempraktekkan teknik pemanduan wisata dengan benar.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan atau mengurangi subkompetensi jika perlu, kemudian menuliskan setiap subkompetensi tersebut dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3 x 5 cm. Selanjutnya kartu-kartu tersebut disusun di atas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam empat struktur kompetensi. Terakhir memberi nomor urut pada setiap subkompetensi dimulai dari yang terjauh. Hasil dari analisis intruksional adalah sebagai berikut :
24
27
28
30
29
31
32
34
33
35
37
36
25
26
38
41
42
44
43
45
46
48
47
49
51
50
39
40
52
13
14
16
15
17
18
20
19
21
23
22
12
1
2
4
3
5
6
8
7
9
11
10
Garis Entry Behavior
Peserta pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata
Hasil Analisis Instruksional






























Gambar 1. Hasil Analisi Instruksional
Keterangan Bagan : Kumpulan Kompetensi
PELATIHAN PEMANDU WISATA KOTA SUBULUSSALAM


1.    1.    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
2.    Dapat memberikan contoh arti daya tarik wisata (minimal3)
3.    Dapat memberikan contoh posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
4.    Mampu menjelaskan daya tarik wisata yang ada di daerahnya.
5.    Dapat menyebutkan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 2)
6.    Mampu menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata yang ada di daerahnya
7.    Dapat menyebutkan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 2)
8.    Mampu menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata yang ada di daerahnya
9.    Dapat menyebutkan tema wisata (minimal 2)
10.    Mampu menjelaskan jenis tema wisata di daerahnya
11.    Mampu menguasai pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata

12.    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata
13.    Dapat menjelaskan dan memberikan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata (minimal 2)
14.    Mampu menjelaskan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata di daerahnya
15.    Mampu menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan memberikan contoh masing-masing teknik penyusunan
16.    Dapat menjelaskan pengertian tentang jalur wisata dalam konteks paket wisata
17.    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (2)
18.    Dapat menjelaskan contoh produk program perjalanan wisata / paket wisata (minimal 2)
19.    Mampu membuat dan menjelaskan perencanaan produk program perjalanan wisata / paket wisata
20.    Dapat menjelaskan pengertian penghitungan paket wisata dan kedudukannya dlm penyusunan program perjalanan wisata
21.    Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penghitungan paket wisata
22.    Mampu membuat dan menjelaskan penghitungan paket wisata di daerahnya
23.    Mampu menyusun Program Perjalanan Wisata

24.    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata
25.    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi dan peran, dan kualifikasinya dalam penyelenggaraan paket wisata
26.    Dapat menjelaskan pengertian tentang transfer in dan transfer out
27.    Dapat menjelaskan dalam contoh proses transfer in dan transfer out
28.    Dapat mempraktekkan proses transfer in dan transfer out
29.    Dapat menyebutkan lokasi daya tarik wisata dan wilayah geografisnya (minimal 3)
30.    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografis lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannnya tujuan wisata (minimal 3)
31.    Dapat menjelaskan pengertian tentang teknik dalam pemanduan wisata dan komponen didalamnya
32.    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
33.    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dan contoh contohnya dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
34.    Mampu bertindak sebagai Pemandu Perjalanan Wisata
35.    Dapat menjelaskan pengertian tentang mekanisme kerja Pemandu Wisata
36.    Dapat menjelaskan tentang posisi dan klasifikasi pemandu wisata
37.    Dapat menjelaskan tentang kode etik dan mekanisme proses klasifikasi/sertifikasi pemandu wisata

38.    Dapat menyebutkan pengertian Reservasi dalam perjalanan wisata
39.    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata (min 2 aspek)
40.    Dapat mempraktekkan proses reservasi dalam perjalanan wisata
41.    Dapat menyebutkan dokumen perjalanan yang diperlukan untuk berwisata
42.    Dapat menjelaskan fungsi dari dokumen-dokumen perjalanan wisata
43.    Dapat menjelaskan cara penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
44.    Dapat melaksanakan penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
45.    Dapat menyebutkan prosedur keimigrasian dalam perjalanan wisata
46.    Dapat menyebutkan prosedur dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
47.    Dapat membantu penanganan keimigrasian dan kepabeanan
48.    Dapat menjelaskan pengertian teknik komunikasi pemanduan wisata
49.    Dapat menjelaskan syarat-syarat dalam teknik komunikasi pemanduan wisata
50.    Dapat mempraktekkan teknik pemanduan wisata dengan benar
51.    Mampu menjadi Pemimpin Perjalanan Wisata

52.    Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Pemandu Wisata cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.
1.   
2.2 Melakukan Analisis Instruksional
     (Conducting Instructional Analysis)
    2.2.1 Melakukan Analisis Tujuan
               (Conducting A Goal Analysis)
Pada buku The Systematic Design of Instruction bab 3 Conducting a Goal Analysis membahas tentang :
-    Pengklasifikasian tujuan instruksional berdasarkan domain: Intelektual skill, verbal informasi, psikomotorik skill dan ranah sikap (attitude)
-    Melakukan analisis tujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai tujuan instrumentional (Dick and Carey, 1987:38).
Analisis Tujuan Instruksional adalah proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku yang khusus yang tersusun secara logis dan sistematis dalam program pembelajaran. Dengan melakukan analisis tujuan instruksional, akan tergambar susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Menurut Dick & Carey (1987: 39-40), analisis (tujuan ) instruksional adalah suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skill) yang diperlukan bagi pebelajar untuk mencapai tujuan Instruksional.
Dapat juga dikatakan, bahwa analisis tujuan instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusun disain instruksional atau dosen untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai atau dilaksanakan oleh peserta didik (mahasiswa) dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas pokok.
Dari definisi tersebut, sesungguhnya “sub ordinate skill” akan memberikan transfer yang positif untuk mempelajari ketrampilan yang lebih tinggi. Oleh karenanya yang perlu diperhatikan adalah kemampuan apa yang harus diajarkan, agar peserta didik (mahasiswa) dapat mencapai tujuan intruksional secara efisien.
Dengan melakukan analisis tujuan instruksional akan dihasilkan susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Perilaku khusus yang telah tersusun secara sistematik menuju perilaku umum itu laksana jalur yang singkat yang harus dilalui mahasiswa untuk mencapai tujuan dengan baik.
Dick dan Carey (1987), mengemukakan 4 (empat) klasifikasi dalam menganalisis tujuan instruksional (a Goal Analysis) adalah: Intellectual Skill (ketrampilan intelektual), Verbal Information (pemahaman informasi), Psychomotor Skill (ketrampilan psikomotorik), dan Attitude (sikap). Penjelasannya sebagai berikut :
ü    Intellectual skill meliputi forming concept (pembentukan konsep), applying rules (penerapan pola) dan problem solving (penyelesaian masalah). Contoh perumusan indikator intellectual skill yaitu perumusan masalah dari yang sederhana, kemudian dapat menerapan pola pada penyelesaian masalah oleh pembelajar.
ü    Verbal Information adalah kemampuan menangkap persoalan, sehingga indikator dalam verbal information menggambarkan kemampuan peserta didik apa yang telah dipelajari. Contoh pembelajar diarahkan untuk dapat memiliki kemampuan menangkap informasi dari yang bersifat umum menuju yang bersifat khusus.
ü    Psychomotor skill adalah kemampuan yang dirumuskan dalam bentuk tindakan untuk mencapai hasil tertentu, maka dalam rumusan indikator secara spesifik menjelaskan tindakan prilaku pembelajar dalam situasi dan bentuk yang konkrit. Contoh pembelajar diarahkan untuk memiliki keterampilan dan dapat mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
ü    Attitude merupakan tahapan dalam menentukan apakah pembelajar memiliki kemampuan untuk memilih alternatif-alternatif yang dihadapi. Dengan demikian tahapan ini memerlukan jangka waktu yang panjang akan tetapi evaluasi dilakukan dalam jangka pendek.

2.2.2 Melakukan Analisis Keterampilan Bawahan Dan Batas Perilaku
(Identifying Subordinate Skill And Entry Behavior)
Analisis Keterampilan Bawahan adalah sebuah analisis keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk mencapai tujuan sampai pada keterampilan paling dasar (paling murni) serta ditentukannya sebuah garis entry behaviors.
Langkah utama adalah langkah-langkah keterampilan yang diperlukan oleh pembelajar untuk dapat menguasai tujuan pembelajaran. Keterampilan bawahan adalah keterampilan yang secara sendiri mungkin tidak penting tetapi secara keseluruhan sebagai merupakan keterampilan-keterampilan yang secara berurutan untuk mencapai keterampilan yang lebih tinggi atau keterampilan super-ordinat. Garis perilaku masukan (entry behavior) adalah garis yang menjadi batas antara keterampilan yang akan diajarkan dengan keterampilan yang sudah dikuasai oleh pebelajar sebelum melakukan pembelajaran.
Hasil dari analisa tujuan berupa langkah-langkah yang ditulis dalam kotak-kotak yang diberi nomor urut dan disusun secara horizontal dari kiri ke kanan. Nomor urut pada kotak merupakan urutan langkah keterampilan dalam mencapai tujuan Instruksional. Selanjutnya kita akan melakukan mengidentifikasi keterampilan bawahan. Keterampilan bawahan adalah semua keterampilan yang mendukung tercapainya keterampilan-keterampilan pada langkah-langkah hasil analisa tujuan. . Analisa keterampilan bawahan ini akan dibahas berikut.
a. Analisis Hierarki
Analisa hierarkis digunakan untuk menganalisis langkah-langkah individu dalam analisis tujuan intelektual atau psikomotorik. Setelah kita mengidentifikasi seluruh keterampilan-keterampilan bawahan yang mendukung tercapainya tujuan.. Kemudian keterampilan-keterampilan bawahan ditulis kotak-kotak untuk memudahkan dalam penyusunan dalam peta konsep yang akan dibuat.
Pendekatan dengan analisa hierarki adalah sebuah analisa yang memperhatikan bahwa keterampilan-keterampilan disusun dari keterampilan tertinggi sampai pada titik keterampilan terendah. Ada satu hal yang harus dipertimbangkan bahwa keterampilan bawahan merupakan syarat untuk keterampilan di atas. Hal ini yang merupakan ciri dari analisa hierarki.
Setelah anda merasa puas sudah mengidentifikasikan semua sub-keterampilan yang diperlukan pebelajar untuk dapat menguasai tujuan Instruksional anda, anda kemudian memeriksa hasil analisa anda, dan membeberkannya dalam satu peta analisa.
Dalam mendiagramkan analisa hierarki digunakan cara kebiasaan berikut:
1)    Tujuan akhir Instruksional diletakkan di dalam kotak di puncak susunan hierarki.
2)      Semua keterampilan intelek subordinat diperlihatkan di dalam kotak-kotak yang dihubungkan dengan garis-garis yang berasal dari kotak-kotak atas dan bawahnya.
3)   Keterampilan-keterampilan informasi verbal dan sikap dihubungkan dengan garis-garis mendatar, sebagaimana juga diperlihatkan dalam. bagian-bagian berikutnya.
4)   Anak-anak panah harus menunjukkan bahwa alur keterampilan arahnya ke atas menuju ke tujuan akhir.
5)   Rumusan semua keterampilan subordinat harus menggunakan kata kerja yang menunjukkan apa yang pebelajar harus mampu lakukan. Hindari rumusan yang hanya menggunakan kata benda.
6)   Dalam kenyataan sebenarnya, hierarki tidak perlu simetri. Bentuknya bisa segala macam. Tidak ada “satu” wujud penampakan hierarki yang benar.
Adalah penting untuk memeriksa kembali analisa anda beberapa kali, untuk memastikan bahwa anda telah mengenali semua keterampilan bawahan yang diperlukan pebelajar bagi menguasai tujuan Instruksional. Pada tahap ini anda harus kembali menempuh prosedur langkah mundur, dari keterampilan yang tertinggi, paling kompleks dalam hierarki anda ke keterampilan yang terendah, paling sederhana yang diperlukan oleh pebelajar-pebelajar anda. Ini akan memungkinkan anda menentukan apakah anda sudah memasukkan semua keterampilan bawahan yang perlu.



b. Analisis Prosedural
Analisa prosedural ialah satu teknik yang digunakan untuk mengenali langkah-langkah keterampilan bawahan dalam analisis untuk tujuan intelektual atau keterampilan psikomotorik. Setelah keterampilan bawahan atau lebih pas mungkin rincian keterampilan untuk mencapai keterampilan diatas. Keterampilan ini lebih merupakan rincian langkah untuk mencapai tujuan diatasnya, setiap langkah ibawahnya bukan merupakan syarat untuk langkah selanjutnya. Analisa prosedural merupakan jenis analisis subskills seperti terlihat di bawah

Langkah 1 sampai 5 adalah langkah-langkah asli dalam analisis Instruksional. Langkah 2.1 adalah langkah bawahan dari langkah 2 seperti halnya dalam hubungan hierarki khas. Langkah 4.1,  4.2, dan 4.3 adalah subskills dari langkah 4 dan merupakan langkah prosedural dari langkah 4. Langkah 4.2.1 adalah langkah hierarkis dari langkah 4.2.  Kotak-kotak keterampilan bawahan dalam analisa prosedural disusun sejajar dimulai dari sebelah kanan sebagai keterampilan paling bawah atau prosedur pertama.

c. Analisis Rumpun
Analisa rumpun (cluster analysis) biasa digunakan pada tujuan informasi verbal. Analisa rumpun lebih berfungsi mengidentifikasi kategori atau komponen-komponen utama dari tujuan informasi verbal yang akan dicapai. Setiap kategori dalam informasi verbal tersebut hampir tidak memiliki hubungan baik secara hierarki maupun prosedural, tetapi mungkin hanya memiliki kemiripan atau memiliki fungsi sama dalam pencapaian tujuan yang dianalisa. Contohnya : tujuan menuliskan nama-nama profinsi di pulau sumatra

Langkah yang harus dilakukan dalam analisa rumpun adalah menempatkan kotak-kotak keterampilan bawahan hasil Identifikasi pada posisi yang sama seperti pada analisis prosedural tetapi bukan, hubungannya dengan keterampilan super-ordinat seperti dalam analisis hierarki tetapi bukan.
Pada Studi Kasus Pelatihan Kepemimpinan Grup pelatihan kepemimpinan bagi para pemimpin kelompok Neighborhood Crime Watch (NCW), akan menggambarkan analisis subskills untuk kedua keterampilan intelektual dan informasi verbal sebagai berikut
    2.2.3 Hasil Pengembangan
Analisis instruksional pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam dilakukan dengan mengikuti empat struktur kompetensi yaitu struktur hirarkis, struktur procedural, struktur pengelompokan dan struktur campuran. Keempat struktur kompetensi tersebut disusun berdasarkan langkah-langkah berikut :
1.    Menuliskan kompetensi umum (TIU)
2.    Menuliskan setiap subkompetensi menjadi bagian dari kompetensi umum tersebut berkisar 5-10.
3.    Menyusun subkompetensi tersebut ke dalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai dari kompetensi umum, subkompetensi yang paling dekat hubungannya dengan kompetensi umum, dan diteruskan mundur sampai subkompetensi yang paling jauh dari kompetensi umum.
4.    Menambahkan atau mengurangi subkompetensi jika perlu
5.    Menuliskan setiap subkompetensi tersebut dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3 x 5 cm.
6.    Menyusun kartu tersebut di atas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam empat struktur kompetensi.
7.    Menggambar letak setiap subkompetensi dalam bentuk kotak-kotak di atas kertas.
8.    Meneliti ulang.
9.    Memberi nomor urut pada setiap subkompetensi dimulai dari yang terjauh.
10.    Mengonsultasikan dengan teman sejawat. (Suparman, M.Atwi, 2012:167-169).

Analisis instruksional pelatihan pemandu wisata Kota Subulussalam adalah sebagai berikut :
Menuliskan kompetensi umum (tujuan instruksional umum) :
Peserta pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.

Menuliskan sub kompetensi (tujuan instruksional khusus) :
1) Mampu menguasai pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata
2) Mampu menyusun Program Perjalanan Wisata
3) Mampu bertindak sebagai Pemandu Perjalanan Wisata
4) Mampu menjadi Pemimpin Perjalanan Wisata

Menyusun subkompetensi tersebut ke dalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai dari kompetensi umum, subkompetensi yang paling dekat hubungannya dengan kompetensi umum, dan diteruskan mundur sampai subkompetensi yang paling jauh dari kompetensi umum sebagai berikut :
Sub Kompetensi Pengetahuan Daya Tarik Wisata
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
·    Dapat memberikan contoh arti daya tarik wisata (minimal3)
·    Dapat menjelaskan posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
·    Dapat memberikan contoh posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
·    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
·    Mengerti dan dapat memberikan contoh masing masing jenis daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mengerti dan dapat menjelaskan contoh–contoh masing-masing jenis daya tarik wisata (minimal 2)
·    Mampu menjelaskan daya tarik wisata yang ada di daerahnya.
·    Dapat menyebutkan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mampu menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata yang ada di daerahnya
·    Dapat menyebutkan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 3)
·    Mampu menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata yang ada di daerahnya
·    Dapat menyebutkan tema wisata (minimal 2)
·    Dapat menjelaskan tema wisata (minimal 5)
·    Mampu menjelaskan jenis tema wisata di daerahnya

Sub Kompetensi Penyusunan Program Perjalanan Wisata (Tour Planner)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata dan komponen dalam suatu paket wisata
·    Dapat menjelaskan dan memberikan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata (minimal 2)
·    Mampu menjelaskan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata di daerahnya
·    Dapat menjelasakan pengertian teknik penyusunan paket wisata
·    Dapat menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan komponen dalam penyusunan paket wisata
·    Mampu menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan memberikan contoh masing-masing teknik penyusunan
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang jalur wisata dalam konteks paket wisata
·    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (2)
·    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (5)
·    Dapat menyebutkan pengertian produk program perjalanan wisata / paket wisata
·    Dapat menjelaskan contoh produk program perjalanan wisata / paket wisata (minimal 2)
·    Mampu membuat dan menjelaskan perencanaan produk program perjalanan wisata / paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian penghitungan paket wisata dan kedudukannya dlm penyusunan program perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penghitungan paket wisata
·    Mampu membuat dan menjelaskan penghitungan paket wisata di daerahnya


Sub Kompetensi Pemanduan Perjalanan Wisata (Tour Guiding)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata , fungsi dan perannya dalam penyelengga-raan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi / peran dan tugasnya dalam
·    penyelenggaraan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi/ peran, tugas dan kualifikasinya dalam penyelenggaraan paket wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang transfer in dan transfer out
·    Dapat menjelaskan dalam contoh proses transfer in dan transfer out
·    Dapat mempraktekkan proses transfer in dan transfer out
·    Dapat menyebutkan lokasi daya tarik wisata dan wilayah geografisnya (minimal 3)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografis lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannnya tujuan wisata (minimal 1)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 3)
·    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografi lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannya (minimal 5)
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang teknik dalam pemanduan wisata dan komponen didalamnya
·    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dan contoh contohnya dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan pengertian tentang mekanisme kerja Pemandu Wisata
·    Dapat menjelaskan tentang posisi dan klasifikasi pemandu wisata
·    Dapat menjelaskan tentang kode etik dan mekanisme proses klasifikasi / sertifikasi pemandu wisata

Sub Kompetensi Pemimpin Perjalanan Wisata (Tour Leader)
Kecakapan dan penguasaan materi ini adalah sebagai berikut:
·    Dapat menyebutkan pengertian Reservasi dalam perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata ( min 2 aspek)
·    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata (min 4 aspek)
·    Dapat mempraktekkan proses reservasi dalam perjalanan wisata
·    Dapat menyebutkan dokumen perjalanan yang diperlukan untuk berwisata
·    Dapat menjelaskan fungsi dari dokumen-dokumen perjalanan wisata
·    Dapat menjelaskan cara penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
·    Dapat melaksanakan penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
·    Dapat menyebutkan prosedur keimigrasian dalam perjalanan wisata
·    Dapat menyebutkan prosedur dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat menjelaskan prosedur dan keleng-kapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat membantu penanganan keimigrasian dan kepabeanan
·    Dapat menjelaskan pengertian teknik komunikasi pemanduan wisata
·    Dapat menjelaskan syarat-syarat dalam teknik komunikasi pemanduan wisata
·    Dapat mempraktekkan teknik pemanduan wisata dengan benar.

Langkah selanjutnya adalah menambahkan atau mengurangi subkompetensi jika perlu, kemudian menuliskan setiap subkompetensi tersebut dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3 x 5 cm. Selanjutnya kartu-kartu tersebut disusun di atas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam empat struktur kompetensi. Terakhir memberi nomor urut pada setiap subkompetensi dimulai dari yang terjauh. Hasil dari analisis intruksional adalah sebagai berikut :
24
27
28
30
29
31
32
34
33
35
37
36
25
26
38
41
42
44
43
45
46
48
47
49
51
50
39
40
52
13
14
16
15
17
18
20
19
21
23
22
12
1
2
4
3
5
6
8
7
9
11
10
Garis Entry Behavior
Peserta pelatihan Pemandu Wisata Kota Subulussalam cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata
Hasil Analisis Instruksional






























Gambar 1. Hasil Analisi Instruksional
Keterangan Bagan : Kumpulan Kompetensi
PELATIHAN PEMANDU WISATA KOTA SUBULUSSALAM


1.    1.    Dapat menyebutkan arti daya tarik wisata dan jenis daya tarik wisata
2.    Dapat memberikan contoh arti daya tarik wisata (minimal3)
3.    Dapat memberikan contoh posisi dan kedudukan daya tarik wisata dalam destinasi pariwisata
4.    Mampu menjelaskan daya tarik wisata yang ada di daerahnya.
5.    Dapat menyebutkan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata (minimal 2)
6.    Mampu menjelaskan karakteristik dan nilai keunikan suatu daya tarik wisata yang ada di daerahnya
7.    Dapat menyebutkan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata (minimal 2)
8.    Mampu menjelaskan jenis-jenis kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dari setiap jenis daya tarik wisata yang ada di daerahnya
9.    Dapat menyebutkan tema wisata (minimal 2)
10.    Mampu menjelaskan jenis tema wisata di daerahnya
11.    Mampu menguasai pengetahuan tentang Daya Tarik Wisata

12.    Dapat menjelaskan pengertian paket wisata
13.    Dapat menjelaskan dan memberikan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata (minimal 2)
14.    Mampu menjelaskan contoh-contoh dari masing-masing komponen dalam suatu paket wisata di daerahnya
15.    Mampu menjelaskan teknik penyusunan paket wisata dan memberikan contoh masing-masing teknik penyusunan
16.    Dapat menjelaskan pengertian tentang jalur wisata dalam konteks paket wisata
17.    Dapat memberikan contoh jalur wisata dalam konteks paket wisata didaerahnya (2)
18.    Dapat menjelaskan contoh produk program perjalanan wisata / paket wisata (minimal 2)
19.    Mampu membuat dan menjelaskan perencanaan produk program perjalanan wisata / paket wisata
20.    Dapat menjelaskan pengertian penghitungan paket wisata dan kedudukannya dlm penyusunan program perjalanan wisata
21.    Dapat menjelaskan komponen-komponen dalam penghitungan paket wisata
22.    Mampu membuat dan menjelaskan penghitungan paket wisata di daerahnya
23.    Mampu menyusun Program Perjalanan Wisata

24.    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata
25.    Dapat menjelaskan pengertian tentang pemandu wisata, fungsi dan peran, dan kualifikasinya dalam penyelenggaraan paket wisata
26.    Dapat menjelaskan pengertian tentang transfer in dan transfer out
27.    Dapat menjelaskan dalam contoh proses transfer in dan transfer out
28.    Dapat mempraktekkan proses transfer in dan transfer out
29.    Dapat menyebutkan lokasi daya tarik wisata dan wilayah geografisnya (minimal 3)
30.    Dapat menjelaskan gambaran umum wilayah geografis lokasi daya tarik wisata dan potensi kepariwisataannnya tujuan wisata (minimal 3)
31.    Dapat menjelaskan pengertian tentang teknik dalam pemanduan wisata dan komponen didalamnya
32.    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
33.    Dapat menjelaskan teknik–teknik tahapan dan contoh contohnya dalam penyelenggaraan pemanduan wisata
34.    Mampu bertindak sebagai Pemandu Perjalanan Wisata
35.    Dapat menjelaskan pengertian tentang mekanisme kerja Pemandu Wisata
36.    Dapat menjelaskan tentang posisi dan klasifikasi pemandu wisata
37.    Dapat menjelaskan tentang kode etik dan mekanisme proses klasifikasi/sertifikasi pemandu wisata

38.    Dapat menyebutkan pengertian Reservasi dalam perjalanan wisata
39.    Dapat menjelaskan dengan contoh reservasi dalam perjalanan wisata (min 2 aspek)
40.    Dapat mempraktekkan proses reservasi dalam perjalanan wisata
41.    Dapat menyebutkan dokumen perjalanan yang diperlukan untuk berwisata
42.    Dapat menjelaskan fungsi dari dokumen-dokumen perjalanan wisata
43.    Dapat menjelaskan cara penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
44.    Dapat melaksanakan penanganan dokumen perjalanan bagi peserta wisata
45.    Dapat menyebutkan prosedur keimigrasian dalam perjalanan wisata
46.    Dapat menyebutkan prosedur dan kelengkapan dokumen yang harus disiapkan dalam proses keimigrasian dan kepabeanan
47.    Dapat membantu penanganan keimigrasian dan kepabeanan
48.    Dapat menjelaskan pengertian teknik komunikasi pemanduan wisata
49.    Dapat menjelaskan syarat-syarat dalam teknik komunikasi pemanduan wisata
50.    Dapat mempraktekkan teknik pemanduan wisata dengan benar
51.    Mampu menjadi Pemimpin Perjalanan Wisata

52.    Peserta pelatihan Saka Pariwisata Krida Pemandu Wisata cakap dan terampil untuk berperan dalam penyelenggaraan dan pemanduan perjalanan wisata.
1.   

No comments:

Post a Comment